Jumat, 16 September 2016

Long Distance Relation (LDR) - Sebagai Refleksi Seorang Istri

Menjalani Long Distance Relation (LDR) sebagai suami-istri bukanlah hal yg mudah buat saya. Terlebih saya dan suami terhitung pengantin baru, satu bulan pasca upacara ijab-qobul pernikahan kami. Jarak ribuan kilometer Jogja (Indonesia) - Istanbul (Turki) membuat saya harus menahan kerinduan saya dengan suami. Wajah suami semakin di pelupuk mata, manakala saya ditubi2 penatnya pekerjaan dan tesis yang belum terselesaikan.

Tersadar bahwa tak ada guna jika saya hanya bersedih, mungkin lebih bijak jika saya mengambil hikmahnya. Hikmah bahwa LDR telah mengajarkan saya, betapa berharganya kebersamaan yang tidak semua pasangan menyadarinya.

LDR telah membuat saya merasakan rindu yang menggebu disetiap pagi dan malam hari.

Dan LDR telah melatih saya untuk bersabar akan apa yang saya inginkan, karena memang tidak selamanya keinginan dapat dipenuhi
.
Satu hal yang menguatkan saya adalah suami saya sendiri. Suami yg selalu  mengingatkan saya tentang komitmen yang telah kami sepakati sebelum menikah dan tentang visi-misi untuk masa depan rumah tangga kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar