Senin, 24 Desember 2012

Ibu Khofifah Mengajak Kader NU Untuk Melihat IPPNU Dari Kacamata Nahdlatul Ulama (NU)




Dalam mengisi seminar yang bertemakan “Kembangkan Semangat Berorganisasi di Kalangan Pelajar Putri untuk Indonesia Cerdas, Lincah dan Mandiri”, yang merupakan rangkaian acara Kongres IPPNU XVI, ibu Hj. Khofifah mengajak IPPNU untuk melihat IPPNU bukan dari kacamata IPPNU, melainkan dari kacamata NU. Karena NU dan Muslimat merupakan organisasi masyarakat, sedangkan IPPNU adalah kader militan NU. Artinya bahwa di dalam tubuh IPPNU terdapat linkage yang tidak pernah putus dalam menghadapi berbagai macam isu dan tantangan zaman.

Ketika salah seorang kader IPPNU bercerita tentang permasalahan yang dihadapinya, tentang pertanyaan dari masyarakat di lingkungannya yang menyatakan bahwa IPPNU tidak mempunyai peran ataupun arti dalam perubahan dan tidak mampu memberi materi (uang), beliau berpendapat bahwa keadaan ini adalah salah satu PR besar bagi IPPNU untuk menciptakan linkage.

IPPNU memang tidak bisa memberikan materi, tapi ippnu mampu memberikan cara bagaimana mendatangkan materi. Beliau memberikan contoh nyata tentang apa yang terjadi di Beijing, tepatnya di lembaga ‘Research Children Center’. Lembaga ini mampu merawat dan memberdayakan anak-anak jalanan dan terlantar dengan memberikan kegiatan dan pembelajaran yang produktif, salah satunya dengan pembuatan handicraft. Sebenarnya dalam prosesnya, anak-anak dapat belajar dan menyalurkan kreativitas tanpa membatasi waktu bermainnya, karena tanpa disadari, mereka merasa hanya sedang bermain. Ide yang seperti inilah yang diharapkan dapat dicetuskan oleh IPPNU. 

Di dalam era globalisasi ini IPPNU harus compatible secara institutional maupun individual. Materialisme dan hedonisme yang mewabah pada masyarakat, menjadi tantangan IPPNU untuk segara diatasi. Fenomena suatu daerah yang hampir mayoritas remaja putrinya menjual-belikan diri mereka sendiri untuk memenuhi hasrat sesaat kaum lelaki, adalah tanggung jawab besar bagi IPPNU. Nominal 50 ribu Rupiah yang digunakan untuk membeli pulsa, adalah salah satu dari alasan mengapa fenomena tersebut terjadi. Hal tersebut tentulah menyesakkan dada kita sebagai kader IPPNU.

Dengan berbagai permasalahan dan tantangan globalisasi, beliau mengajak IPPNU untuk fokus pada apa saja yang bisa dilakukan. “Kita mungkin tidak bisa memberikan ikan, tapi kita pasti bisa memberikan kolam, yakni dengan networking yang bisa kita jadikan kolam untuk mereka hasilkan ikan”, tegas beliau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar