Dalam
mengisi seminar yang bertemakan “Kembangkan Semangat Berorganisasi di Kalangan
Pelajar Putri untuk Indonesia Cerdas, Lincah dan Mandiri”, yang merupakan
rangkaian acara Kongres IPPNU XVI, ibu Hj. Khofifah mengajak IPPNU untuk
melihat IPPNU bukan dari kacamata IPPNU, melainkan dari kacamata NU. Karena NU
dan Muslimat merupakan organisasi masyarakat, sedangkan IPPNU adalah kader
militan NU. Artinya bahwa di dalam tubuh IPPNU terdapat linkage yang tidak pernah putus dalam menghadapi berbagai macam
isu dan tantangan zaman.
Ketika
salah seorang kader IPPNU bercerita tentang permasalahan yang dihadapinya,
tentang pertanyaan dari masyarakat di lingkungannya yang menyatakan bahwa IPPNU
tidak mempunyai peran ataupun arti dalam perubahan dan tidak mampu memberi
materi (uang), beliau berpendapat bahwa keadaan ini adalah salah satu PR besar
bagi IPPNU untuk menciptakan linkage.
IPPNU
memang tidak bisa memberikan materi, tapi ippnu mampu memberikan cara bagaimana
mendatangkan materi. Beliau memberikan contoh nyata tentang apa yang terjadi di
Beijing, tepatnya di lembaga ‘Research Children Center’. Lembaga ini mampu
merawat dan memberdayakan anak-anak jalanan dan terlantar dengan memberikan
kegiatan dan pembelajaran yang produktif, salah satunya dengan pembuatan handicraft. Sebenarnya dalam prosesnya,
anak-anak dapat belajar dan menyalurkan kreativitas tanpa membatasi waktu
bermainnya, karena tanpa disadari, mereka merasa hanya sedang bermain. Ide yang
seperti inilah yang diharapkan dapat dicetuskan oleh IPPNU.
Di
dalam era globalisasi ini IPPNU harus compatible
secara institutional maupun individual. Materialisme dan hedonisme yang mewabah
pada masyarakat, menjadi tantangan IPPNU untuk segara diatasi. Fenomena suatu
daerah yang hampir mayoritas remaja putrinya menjual-belikan diri mereka
sendiri untuk memenuhi hasrat sesaat kaum lelaki, adalah tanggung jawab besar
bagi IPPNU. Nominal 50 ribu Rupiah yang digunakan untuk membeli pulsa, adalah
salah satu dari alasan mengapa fenomena tersebut terjadi. Hal tersebut tentulah
menyesakkan dada kita sebagai kader IPPNU.
Dengan
berbagai permasalahan dan tantangan globalisasi, beliau mengajak IPPNU untuk
fokus pada apa saja yang bisa dilakukan. “Kita mungkin tidak bisa memberikan
ikan, tapi kita pasti bisa memberikan kolam, yakni dengan networking yang bisa
kita jadikan kolam untuk mereka hasilkan ikan”, tegas beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar